Rabu, 02 Juni 2021

MEMANUSIAKAN HUBUNGAN-SALING MEMAHAMI (BU MUFLICH GURU KELAS TK A)



 Memberi Kesempatan Dan Saling Memahami

Khoirul Muflichah, Guru Kelas TK-A

 

Pengalaman saya dulu sebelum bergabung di sekolah Islam Umar Harun, saya mempunyai mindset bahwa anak langsung diberitahu ketika dia tidak tahu tanpa diberikan kesempatan untuk berpikir sendiri dan mencari tahu terlebih dahulu. Mindset saya yang seperti itu ternyata sampai sekarang juga masih diterapkan di lingkungan saya. Secara tidak disadari, bahwa dengan memberitahu anak secara langsung tanpa memberikan kesempatan kepada anak, maka sama saja kita memotong proses belajar anak. Awalnya sih saya tidak percaya dengan hal tersebut. Tapi dengan berjalannya waktu ternyata saya sadar ohh iya, dengan kita memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir, maka anak bisa lebih mandiri, lebih banyak pengetahuannya, cakap berbicara, dan semakin cakap dalam mengalikasikan kata demi kata. 

Pengalaman yang sama dirasakan juga oleh salah satu wali murid di kelas saya. Awalnya wali murid itu bingung ketika anaknya kritis sekali saat melihat sesuatu yang belum diketahui. Saking kritisnya, sampai wali murid tersebut kehabisan kata-kata untuk menjawab pertanyaan anaknya, bahkan anaknya sampai bilang “mama kok nggak tahu” (anaknya sambil ngetawain mamanya). Dari kegalauannya tersebut, lantas wali murid sharing kepada saya seputar kegalauan yang selama ini dirasakan karena belum bisa memfasilitasi anaknya dengan baik. Ketika wali murid tersebut sedang sibuk dan anaknya tanya secara terus menerus, terkadang wali murid tersebut marah kepada anaknya karena merasa terganggu.

Marah adalah tindakan yang kurang tepat. Tidak semua anak kritis, tidak semua anak memiliki rasa percaya diri untuk bertanya. Sebetulnya moment seperti itu adalah moment special bagi kita sebagai pendamping anak. Ketika kita sedang sibuk dan anak selalu bertanya kepada kita, tindakan yang sebaiknya kita lakukan adalah mengajak anak ngobrol. Kita sebagai orang dewasa harus bisa mengungkapkan kepada anak, misal kita merasa tidak nyaman dan merasa terganggu, iya disampaikan saja kepada anak agar anak juga dapat memahami keadaan kita. Oleh karena itu, kita sebagai pendamping anak harus banyak belajar bagaimana cara mendampingi anak yang benar, baik, dan sesuai dengan kebutuhannya.

Lain waktu, saat saya masih kuliah, teman sekelas kuliah bilang kepada seperti ini “Mbak kemarin pas aku di rumah, Ibu saya bilang ke saya kalau adik saya ini pemalu dan belum berani bicara di depan orang lain dengan percaya diri. Sedangkan tetangga saya itu punya anak, kalau bicara itu cakap dan percaya diri. Kebetulan anak tetangga saya sekolah di Umar Harun, tapi adik saya tidak. Ketika ibuk saya bertanya tak jawab gini “iya, soalnya di Umar Harun itu dibiasakan untuk bicara, misal anak belum percaya diri ya distimulus, agar percaya dirinya muncul”.

Ketika saya mendengar cerita seperti itu rasanya kaget dan bangga. Tapi, perkembangan dan latar belakang anak itu berbeda-beda, tinggal bagaimana cara yang kita gunakan dalam mendampingi anak. Kalau kita sebagai pendamping bisa memfasilitasi perkembangan anak sesuai kebutuhannya, InsyaAllah apa pun masalah dan tantangannya pasti bisa teratasi dengan baik.

Saya benar-benar bersyukur dapat bergabung di Sekolah Islam Umar Harun, di lingkungan yang baik, bersama orang-orang yang baik pula. Misal saya sampai sekarang belum bergabung di Sekolah Islam Umar Harun, mungkin saya juga belum tahu bagaimana cara mendampingi anak belajar yang sebenarnya, bagaimana cara menghadapi tantangan, bagaimana cara memahami, bagaiaman cara menghargai orang lain. 


Ingin tahu lebih banyak tentang karya guru lain, anda bisa membaca dengan klik Di sini

Mau tahu lebih detail tentang Sekolah Islam Umar Harun, anda bisa membuka dan membaca profil Di sini


Tidak ada komentar:

Posting Komentar