Kamis, 03 Juni 2021

REFLEKSI KARYA GURU-PUISI BUMI KITA (BU NISA GURU KELAS 4 SD)

Bumi Kita

Zakiyatun Nisa, Guru Kelas 4 SD

 

Maret Berkabung

Cerita tentang alam dan bertahan hidup

Cerita tentang sua yang tak jumpa

Cerita tentang dekat yang tak mampu mendekat

Cerita tentang temu yang tak kunjung ada waktu

Semua berubah tentang salam, sapa dan jabat erat

 

Hati terguncang dan meradang

Ada ketakutan yang tak mampu hengkang

Kegelisahan menyusup dalam sendi-sendi raga bagai ilalang yang bergoyang

Rumah-rumah yang ramah dulu terbuka lebar

Kini mulai tak terlihat dan tak ada kabar

Tawa dan senyum setiap insan yang melebar merekah

Kini hanya bisa terkesan dalam debar tertutup cadar

 

Bumiku…

Apakah kau terlihat sendu diujung pilu?

Melihat manusia-manusia yang tak tampak telah berlalu

Ataukah kau merasa kaku dengan suasana yang telah baru

Tersiar kabar dari ujung awan bertaut dari kawan ke kawan

Kematian dan kehilangan seakan menjadi sajian rutinan

 

Oh… ternyata bumi semakin tua dan gersang

Menghempas sakit yang melanda ke semua penjuru dunia

Benar-benar bukan sebuah halusinasi atau imaji belaka

Kesedihan ini sangatlah nyata dan terasa

Hanya orang-orang congkak dan pongah

Yang menganggap luka bumi ini adalah konspirasi

 

Bumi dan seisinya seakan dibuat bingung dan kalang kabut

Kehidupan seakan menyesakkan dada menjerat luka

Tersisa dua pilihan mengalah atau bertahan

Ketika diri mengalah pada keadaan, jiwa akan terjerat dengan sumpah serapah

Ketika diri melangkah untuk bertahan dengan perubahan semesta,  jiwa dan raga berdaya

 

Cukup sudah menyalahkan dan tak percaya

Ingatlah kita semua berpijak pada bumi pertiwi

Sekian abad telah berjuang dengan segala peradaban

Sekarang saatnya pula kita bertahan untuk berjuang

 

Mengukir kisah di situasi yang melelahkan

Namun kita tak boleh lengah sekalipun

Kita masih tetap harus bersinar ditengah pelita

Ingat cita-cita dan harapan mulia di ujung perjalanan ini

Saatnya untuk dapat berdiri tegak mengulurkan tangan dan saling berpegangan melalui keterikatan tanpa sentuhan

 

Percayalah… perlahan dan penuh kepastian badai ini akan berlalu

Layaknya angin yang berhembus ke sekian hulu

Bumi kita bumi pertiwi Indonesia

Menatap tajam menanti tanpa henti

Asa dan karya dari para penerus bangsa

 

 


Sarang dikala hujan, 15 Desember 2020


Ingin tahu lebih banyak tentang karya guru lain, anda bisa membaca dengan klik Di sini

Mau tahu lebih detail tentang Sekolah Islam Umar Harun, anda bisa membuka dan membaca profil Di sini

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar