Kapan Melatih Anak Toilet Training?
(Barirotut Taqiyyah, Sekolah Islam Umar Harun, KB A)
Di Umar Harun anak usia 2-3 tahun berproses di jenjang KB. Beberapa hal yang umum disepakati dengan anak-anak di usia tersebut adalah tentang lamanya jam bermain dan belajar. Di siplin yang di terapkan di Umar Harun jam belajar yang di sepakati di kelas KB pukul 08.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB. Setelah anak-anak datang, bermain barulah Fasilitator mengajak untuk berkegiatan, serta memulai belajar sesuai yang telah di jadwalkan atau di programkan bersama fasilitator. Bahwa fasilitator juga telah merancang kegiatan-kegiatan seperti mabda' (keterampilan beragama), riset (keterampilan berpikir), dan life skill (keterampilan hidup). Umar Harun memiliki tradisi tahunan yang disebut Masa orientasi Orang Tua Baru. Walaupun kegiatan yang berlangsung pada awal tahun ajaran ini selalu diharapkan dapat menjadi diskusi santai, karena hampir semua yang hadir adalah orang tua baru yang tidak saling mengenal. Sekolah, keluarga ada Visi dan Misi orang tua untuk mendukung proses belajar. Dalam hal ini fasilitator kerjasama dan komunikasi antara orang tua atau keluarga bagi terwujudnya proses belajar yang maksimal bagi anak.
Di awal semester fasilitator telah memetakan seperti profil, minat atau gaya belajar serta program-program yang menjadi kebutuhan yang akan di stimulus dalam rancangan kegiatan. Keterlibatan orang tua sangat membantu fasilitator untuk melakukan program toilet training di awal semester atau di tengah semester. Itupun mulai saat anak siap secara usia. Melatih anak toilet training sebelumnya harus secara bertahap, jadi saat melatih anak yang biasanya kalau mau BAK bilang tapi saat itu anak malah ngompol. Kadang reaksi langsung emosi kepada anak karena anak belum siap sepenuhnya untuk terbiasa BAK ke kemar mandi. Dan bersama-sama menemukan cara terbaik untuk menemani proses belajar. Fasilitator cukup percaya diri setelah membuat program toilet training di sekolah dan di rumah. Kegiatan kami rancang dengan sederhana dan beragam. Tentu saja dalam membuat program toilet training fasilitator melihat dan menyesuaikan dengan tujuan belajar yaitu Sosial Emosional di sini anak mengenal diri, keinginan, kebutuhan serta mampu mengungkapkannya. Untuk kegiatan di rumah fasilitator memberikan buku pegangan orang tua. Bahkan ketika orang tua merasa terlibat dan di hargai sebagai pendamping dalam memberikan kesempatan belajar untuk anak, orang tua dapat dengan maksimal tentang bagaimana cara membimbing anaknya di rumah dengan lebih baik.
Selain itu pasti ada sisi kekuatan dan kebutuhan, salah satu tantangan yang fasilitator alami adalah pertama mengajak anak ngobrol tentang kebutuhannya serta menyampaikan tujuan belajar, kedua mengajak anak membuat kesepakatan toilet training dan anak mencoba melakukan toilet training dengan melepas diapers secara bertahap. Dalam tantangan tersebut, bagi anak yang masih belum siap untuk matur atau bilang, menahan saat ingin BAK/BAB dan lain-lain. Fasilitator dan orang tua harus sabar memproses sampai anak mampu melakukan toilet training, hingga anak berani memutuskan untuk melakukan bersih diri tanpa paksaan. Namun, sering terjadi fasilitator sudah mengajak saat waktunya toilet training, tetapi beberapa anak tetap cuek tidak segera bergabung, menahan dan memilih bermain. Meskipun waktu sudah menunjukkan pukul 09.30 lebih. Tidak mudah untuk membangun swadisiplin terkait pengaturan atau kebiasaan waktu sesuai kesepakatan kelas harus sudah toilet training. Karena fasilitator mengajak anak-anak toilet training pukul 09.30. Namun sering kali fasilitator masih merasa bingung atau merasakan kegalaun saat waktu toilet training. Akibatnya seluruh anak kesannya seperti di paksa, "Ayo mas/mbak waktunya toilet training" padahal cara tersebut kurang efektif.
Kejadian diatas membuat fasilitator bingung dalam menentukan waktu kapan sebaiknya anak melakukan toilet training. Fasilitator mencoba merefleksikan kembali tantangan yang dihadapi. Sehingga fasilitator memetakan setiap kekuatan dan kebutuhan pada anak. Saat breafing pagi salah satu ngendikane Mama Nadia adalah "mengajak guru-guru untuk bareng-bareng meramaikan obrolan dengan orang tua di grup dengan sebaik baiknya" yaitu tentang program pelibatan orang tua. Dengan tujuan "membangun hubungan positif sekolah dan orang tua untuk bersama-sama memfasilitasi kebutuhan belajar anak". Kemudian fasilitator merefleksikan kembali penjelasan dari Mama Nadia. Sehingga muncul ide untuk mencari postingan-postingan di media sosial terkait kebutuhan di kelas kami. Dari sini fasilitator menemukan gambar terkait "Melatih Anak Toilet Training".
Fasilitator memulai obrolan dengan share postingan gambar, bercerita terkait kebutuhan anak selama toilet training dan berempati pada setiap orangtua saat bercerita. Dari obrolan di grup banyak orang tua yang antusias karena dirasa bisa menjawab sebagian tantangan yang di hadapi oleh orang tua masing-masing. Pada kesempatan diskusi ini orang tua di beri kesempatan untuk bercerita atau sharing untuk berbagi pengetahuan, pengalaman saat melatih/mengajak toilet training. Sebagai fasilitator, kami juga memberikan apresiasi atas cerita atau sharing saat mendampingi proses belajar di rumah. Setelah melakukan obrolan bersama orang tua, di sekolah fasilitator juga mengajak berefleksi/ngobrol bersama, menawarkan anak-anak terkait waktu kapan sebaiknya melakukan toilet training "teman-teman setiap habis kegiatan berdoa, pipis ya"? "Wah mau bu!" ujar anak-anak. "Nggak mau bu!". Yang belum siap untuk pipis setelah berdoa, bilang sama bu guru ya?
Keterlibatan orang tua dalam proses belajar ini membuat setiap orang tua mengenal teman anak-anak lainnya dan setiap orang tua mengenal orang tua lainnya. Sehingga melatih anak toilet training harus mulai saat anak siap secara usia, mulai latihan toilet training secara bertahap dan mengajak anak membersihkan bersama-sama bila anak ngompol. Jadi anak mampu melakukan BAK dan BAB dan mencoba bersih diri tanpa paksaan. Sehingga toilet training itu merupakan keterampilan yang harus dilatih. Karena anak harus terbiasa untuk tahu kapan dia akan buang air dan berlatih buang air ke toilet.
Ingin tahu lebih banyak tentang karya guru lain, anda bisa membaca dengan klik Di sini
Mau tahu lebih detail tentang Sekolah Islam Umar Harun, anda bisa membuka dan membaca profil Di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar