Karya Puisi Balada
Aku Hanya Ingin Tempe (Tolong pahami aku)
Oleh : Siti Rodliyah
Aku mencarimu di setiap ruang kelas
Di atas dan di bawah
Namun aku tak jua menemukanmu
Sampai aku diberitahu, kau ada di sudut ruang guru
Bergegas aku menghampirimu dan mendapati tatapan polosmu
Kau tersenyum simpul seakan mengajakku bermain bersamamu
Namun sayang, aku punya tujuan mengajakmu lekas ke kelas
Dan aku terus membujukmu untuk ikut denganku
Kau cemberut tanda tak mau
Aku juga cemberut tanda kecewa
Akhirnya aku sejenak membiarkanmu
Bermain sesuka hati dengan dunia imajinasimu
Alih-alih memberi waktu padamu
Aku mengambil bekal makan siang yang berlauk tempe
Kemudian aku tutup rapat tempat makanku
Hanya supaya tersimpan baik untuk makan siang bersama anak-anak di kelas
( Aku tak tahu kalau kau terus memperhatikanku)
Ba.. ba..ba..bba..bbaa...bbaa..
Kau bicara seperti itu padaku saat aku kembali menghampirimu
Aku mencoba untuk mengerti dan sok memahami
Kemudian merespon dengan nada tahu maksudmu
"Iya, nanti kita makan di kelas ya, teman-teman yang lain sudah menunggumu”
Jawabku
Saat aku menggandeng tanganmu, kau coba menepiskannya dan berkata lagi.. "Baa.. bba.. ba... ba.." dengan ekspresi tanda menolak dan masih ingin di ruang guru
Aku bicara pelan-pelan dan membuat kesepakatan denganmu
Tapi kau memilih lari dan mendekati meja tempat tersedianya makanan
Sejenak kau diam mematung di sana
Sedangkan aku hanya terpaku melihatmu sambil berpikir mencari cara
Saat ada kucing mengeong keras dan mendekatiku
Aku menyodorkan tempe sedikit untuk dimakan si kucing
Saat itu kau coba mendekatiku juga
Ahh, tidak! Lebih tepatnya mendekati si kucing yang sedang menikmati cuilan tempe
Aku berhasil membuat kesepakatan waktu untuk kembali ke kelas denganmu
Waktu terus berjalan, dan aku asyik mengamatimu yang larut dalam permainan sandiwara ( bermain peran )
Lucu, menggemaskan, dan aku asyik menebak cerita yang kau mainkan
Waktu kesepakatan kembali ke kelas tiba, aku mengajakmu ke sekian kali untuk bergegas meninggalkan ruang guru
Namun kau masih bersikukuh sambil menatap meja tempat makanan
Perlahan aku mengamati gelagat dan tatapan matamu yang tak lepas dari meja tempat makanan
Apa sebenarnya yang kau inginkan di ruang guru?
"Baa.. baa..ba..” bicaramu dengan menunjuk sisa tempe yang dimakan kucing
Lantas, aku sejenak terdiam sambil tersenyum geli
"Kau ingin tempe?” tanyaku
Kau mengangguk tanpa ragu
aku ambilkan tempe dan memberikannya padamu
Tanganmu terampil menerimanya diiringi mata berbinar
Kuajak kembali kau ke kelas
Tanpa ragu kau berjalan riang ke luar ruang guru
Sambil membawa tempe di tanganmu
Dalam hati ku berkata, "maaf dari tadi aku tak memahamimu. Andai saja aku tahu lebih awal keinginanmu, mungkin tak akan menghabiskan waktu terlalu lama untuk mengajakmu kembali ke kelas”
Andai tadi aku lebih peka dan pandai membaca gerak tubuhmu, mungkin aku tak pikir panjang menanyaimu dan memahami bahwa kau hanya ingin tempe
Sekian
( Puisi ini menceritakan salah satu pengalaman saya mendampingi proses belajar anak berkebutuhan khusus yang masih butuh stimulus untuk berbicara secara verbal, semoga bisa dipahami dan diambil pelajarannya meski dalam bentuk puisi. Salam Merdeka Belajar J )
Ingin tahu lebih banyak tentang karya guru lain, anda bisa membaca dengan klik Di sini
Mau tahu lebih detail tentang Sekolah Islam Umar Harun, anda bisa membuka dan membaca profil Di sini
Selalu tersentuh saat memperhatikan lebih jauh tingkah mereka, dan tak jarang merasa jauh lebih bodoh karena lama untuk mengerti atau bahkan tidak mengerti sama sekali 😢
BalasHapus