Rabu, 02 Juni 2021

PUISI AKU HANYA INGIN TEMPE (TOLONG PAHAMI AKU) -BU RODLIYAH GURU KELAS 1 SD

 Karya Puisi Balada

Aku Hanya Ingin Tempe (Tolong pahami aku)

Oleh : Siti Rodliyah


 

 

Aku mencarimu di setiap ruang kelas

Di atas dan di bawah

Namun aku tak jua menemukanmu

Sampai aku diberitahu, kau ada di sudut ruang guru

 

Bergegas aku menghampirimu dan mendapati tatapan polosmu

Kau tersenyum simpul seakan mengajakku bermain bersamamu

Namun sayang, aku punya tujuan mengajakmu lekas ke kelas

Dan aku terus membujukmu untuk ikut denganku

 

Kau cemberut tanda tak mau

Aku juga cemberut tanda kecewa 

Akhirnya aku sejenak membiarkanmu

Bermain sesuka hati dengan dunia imajinasimu

 

Alih-alih memberi waktu padamu

Aku mengambil bekal makan siang yang berlauk tempe 

Kemudian aku tutup rapat tempat makanku

Hanya supaya tersimpan baik untuk makan siang bersama anak-anak di kelas

( Aku tak tahu kalau kau terus memperhatikanku)

 

Ba.. ba..ba..bba..bbaa...bbaa..

Kau bicara seperti itu padaku saat aku kembali menghampirimu

Aku mencoba untuk mengerti dan sok memahami

Kemudian merespon dengan nada tahu maksudmu

 

"Iya, nanti kita makan di kelas ya, teman-teman yang lain sudah menunggumu”

Jawabku

Saat aku menggandeng tanganmu, kau coba menepiskannya dan berkata lagi.. "Baa.. bba.. ba... ba.." dengan ekspresi tanda menolak dan masih ingin di ruang guru

 

Aku bicara pelan-pelan dan membuat kesepakatan denganmu

Tapi kau memilih lari dan mendekati meja tempat tersedianya makanan

Sejenak kau diam mematung di sana

Sedangkan aku hanya terpaku melihatmu sambil berpikir mencari cara

 

Saat ada kucing mengeong keras dan mendekatiku

Aku menyodorkan tempe sedikit untuk dimakan si kucing 

Saat itu kau coba mendekatiku juga

Ahh, tidak! Lebih tepatnya mendekati si kucing yang sedang menikmati cuilan tempe

 

Aku berhasil membuat kesepakatan waktu untuk kembali ke kelas denganmu

Waktu terus berjalan, dan aku asyik mengamatimu yang larut dalam permainan sandiwara ( bermain peran )

Lucu, menggemaskan, dan aku asyik menebak cerita yang kau mainkan

 

Waktu kesepakatan kembali ke kelas tiba, aku mengajakmu ke sekian kali untuk bergegas meninggalkan ruang guru

Namun kau masih bersikukuh sambil menatap meja tempat makanan

Perlahan aku mengamati gelagat dan tatapan matamu yang tak lepas dari meja tempat makanan

 

Apa sebenarnya yang kau inginkan di ruang guru?

"Baa.. baa..ba..” bicaramu dengan menunjuk sisa tempe yang dimakan kucing

Lantas, aku sejenak terdiam sambil tersenyum geli 

 

"Kau ingin tempe?” tanyaku

 Kau mengangguk tanpa ragu

aku ambilkan tempe dan memberikannya padamu

Tanganmu terampil menerimanya diiringi mata berbinar

 

Kuajak kembali kau ke kelas

Tanpa ragu kau berjalan riang ke luar ruang guru

Sambil membawa tempe di tanganmu 

 

Dalam hati ku berkata,  "maaf dari tadi aku tak memahamimu. Andai saja aku tahu lebih awal keinginanmu, mungkin tak akan menghabiskan waktu terlalu lama untuk mengajakmu kembali ke kelas”

Andai tadi aku lebih peka dan pandai membaca gerak tubuhmu, mungkin aku tak pikir panjang menanyaimu dan memahami bahwa kau hanya ingin tempe

Sekian

 

( Puisi ini menceritakan salah satu pengalaman saya mendampingi proses belajar anak berkebutuhan khusus yang masih butuh stimulus untuk berbicara secara verbal, semoga bisa dipahami dan diambil pelajarannya meski dalam bentuk puisi. Salam Merdeka Belajar J  )

 


Ingin tahu lebih banyak tentang karya guru lain, anda bisa membaca dengan klik Di sini

Mau tahu lebih detail tentang Sekolah Islam Umar Harun, anda bisa membuka dan membaca profil Di sini

1 komentar:

  1. Selalu tersentuh saat memperhatikan lebih jauh tingkah mereka, dan tak jarang merasa jauh lebih bodoh karena lama untuk mengerti atau bahkan tidak mengerti sama sekali 😢

    BalasHapus