BELAJAR MENGELOLA EMOSI MULAI DARI DIRI SENDIRI
Oleh : Nadia Jirjis - Wali Murid dari Afaf (4 SD) dan Aida (1 SD)
"Brakkk,...."
Tiba-tiba terdengar si
kakak menggebrak meja komputernya. Sepertinya dia merasa gemas menghadapi
tantangan gamenya. Ini bukan pertama kali dia bersikap ekspresif seperti ini
saat main game. Bahkan kadang seperti marah-marah sesaat, dan kemudian selesai.
Tentu sebagai ibu, aku khawatir melihat hal ini. Sering secara spontan aku
langsung meresponnya dengan bertanya pelan namun jelas terdengar nada
mengingatkan "Ada apa kaaak..". Dia pun menjawab pelan dengan nada
jengah seperti tidak ingin diingatkan "Iyaaaah..."
Setelah main game, kakak
masuk ke kamarku. Dari ekspresinya, sebenarnya aku tau kalau dia seperti tidak
ingin membicarakannya lagi. Tapi perasaan khawatirku dan keinginanku untuk
menasehatinya lebih dominan. Akhirnya, pelan kuajak dia ngobrol merefleksikan
peristiwa tadi. Benar saja, dia hanya menjawab "Iyaaa.. Iyaaa..".
Karena gemas melihat
responnya dan ingin segera menyelesaikan persoalan, aku langsung bertanya
"Kakak merasa nggak kalau itu salah dan ga baik?". Kakak pun menjawab
"Enggak". Kaget mendengar jawabannya, aku pun kembali bertanya
"Loh.. Kok bisa? Menurut kakak itu nggak masalah ya..?". Dia kembali
menjawab "Enggak.. Ya itu biasa aja, aku ga marah sama siapa-siapa, mah..
Aku marah sama diri sendiri. Ya malah nggak enak kalau ga dikeluarkan emosinya,
mah.. ".
Jujur, aku kaget terhenyak
mendengar jawabannya. Tapi tetap saja aku berusaha menasehatinya "Tapi
mamah takut kak.. Emosi bisa dikelola dengan lebih baik, kok kak.. Nggak harus
dengan marah-marah dan menggebrak meja". Kakak diam dengan raut wajah
tidak setuju. Tak lama, terdengar suara adzan dari luar, kakak pun beranjak sambil
bilang pelan "Iyaaaa...". Dari raut wajahnya aku tau, dia masih
meyakini alasannya dan belum bisa menerima masukanku. Akupun makin khawatir dan
cemas.
Tiba-tiba Baba masuk
kamar, segera kuceritakan kejadian ini. Lengkap dengan kekhawatiran dan
kecemasanku. Dengan santai Baba menanggapi "Nggak apa apa.. Lama-lama dia
akan belajar juga, belajar dari sekelilingnya". Aku terdiam mendengar
jawaban santai Baba. Setengah mengiyakan, setengah berpikir "Sepertinya,
sebaiknya aku yang memulai lebih dulu untuk belajar mengelola emosi,
deh.." Yah.. Walau masih saja ada rasa khawatir, tapi setidaknya ada lebih
banyak lagi harapan baik yang memenuhi hati saat ini. Semoga..
Anak adalah pembelajar sejati, ia belajar dari sekelilingnya... sangat menarik cerita ini 🥰🥰
BalasHapus