BEKERJASAMA MENJADI FASILITATOR ANAK BERSAMA ORANG TUA SEBELUM PANDEMI
Oleh : Siti Rodliyah (Guru Kelas 1 SD)
Di
masa pandemi ini banyak sekali cerita tentang betapa pentingnya kerja sama
orang tua dalam pembelajaran anak. Ya, karena memang itu butuh. Sebagian guru
yang belum terbiasa berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang tua pun mungkin
butuh lebih adaptasi.
Sebelum
berita pandemi di Indonesia tersiarkan luas, pada bulan Februari sampai awal
Maret 2020, saya dan tim kelas punya pengalaman pembelajaran di kelas 2 SD
dalam melibatkan orang tua menjadi fasilitator riset anak saat itu.
Saya
ingin menceritakan pengalaman ini, karena menurut saya ini cukup mengesankan
dan semoga menjadi pengalaman berharga dan bermakna untuk perjalanan
selanjutnya. Jadi ceritanya begini, awal semester 2 tahun ajaran
2019/2020, anak-anak kelas 2 SD sudah matang ingin riset seputar hewan.
Hal itu berangkat dari keingintahuan mereka tentang hewan-hewan. Kemudian
untuk memfasilitasi belajar anak, seperti biasa kami tim guru dan
anak-anak merencanakan riset yang bertema hewan. Masing-masing anak punya
latar belakang masalah untuk meneliti satu jenis hewan. Seperti riset
tentang jenis ular dan habitatnya yang berangkat dari anak pernah
mendengar berita ular masuk rumah, riset tentang kura-kura dan
perkembangbiakannya yang berangkat dari keingintahuan anak atas hewan
peliharaannya, riset tentang jenis tikus dan kehidupannya yang berangkat
dari masalah di rumah yang sering ada tikus, dan lain-lain.
Awal
proses belajar tersebut belum banyak melibatkan orang tua sebagai fasilitator.
Karena sebagian besar proses itu ter fasilitasi di sekolah bersama guru.
Dulu mungkin ada semacam misi rumah yang sedikit banyak orang tua
terlibat mendampingi. Namun itu tak sering. Kemudian, saat ditahap
mencari data tentang hewan-hewan yang mereka teliti, ada beberapa anak
yang mengusulkan untuk mengamati dan mencari tahu tentang hewan di kebun
binatang. Dengan berbagai pertimbangan, kami diskusikan usulan itu bersama satu
kelas. Dan mayoritas dari mereka setuju.
Sebelum itu, kami mengajak anak-anak untuk berpikir tentang perencanaan ke kebun binatang. Seperti apa tujuan ke sana dan apa saja yang perlu dipersiapkan. Tujuannya jelas, anak-anak akan mencari data tentang hewan-hewan. Proses persiapan ke kebun binatang pun tak sebentar. Kami berdiskusi tentang kebun binatang mana yang akan dikunjungi, kapan mengunjunginya, biaya masuk, transport, dan lain-lain. Setelah segala hal yang perlu dipersiapkan tersebut kami konsultasikan ke yayasan. Kami mendapat masukan untuk melibatkan orang tua menindaklanjuti usulan anak-anak ke kebun binatang.
Kami
akhirnya mencoba mengomunikasikan rencana ini kepada orang tua dengan musyawarah di sekolah. Respon orang tua banyak yang mendukung dan siap bekerja
sama untuk melaksanakan pencarian data riset anak-anak ke kebun binatang.
Setelah diskusi awal bersama orang tua, akhirnya dari ketiga belah pihak, kami guru, anak, dan orang tua bermusyawarah lagi tentang kebun binatang mana yang akan dikunjungi dengan pertimbangan jenis hewan yang diamati anak-anak. Setelah kami musyawarah dan menyepakati bersama tempatnya, kemudian kami lanjut untuk membentuk panitia agenda berkunjung ke kebun binatang Maharani, Lamongan ( Maharani Zoo). Saat kegiatan ini pun, anak-anak belajar tentang makna Pancasila sila ke -4 tentang makna dan pentingnya musyawarah.
Guru dan orang tua berbagi tugas dalam kepanitiaan. Mulai dari ketua panitia, bendahara (mengatur alokasi uang khas anak-anak yang akan digunakan untuk pembiayaan ke Maharani Zoo), panitia yang mengurusi transport dan makanan, sampai penentuan Schedule kegiatan di Maharani Zoo.
Orang
tua tidak hanya terlibat menjadi panitia agenda tersebut. Tapi juga kami
libatkan menjadi pendamping anak-anak saat proses pencarian data riset di
Maharani Zoo bersama guru. Sebelum itu, tentu orang tua sudah berbicara
dengan anak tentang apa saja yang akan fokus dicari tahu sesuai riset
masing-masing anak.
Dari
proses itu, orang tua banyak yang berdiskusi dengan anak tentang tahapan riset
dan ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pencarian data anak.
Setelah hari di mana kami berkunjung ke Maharani Zoo, tepat tanggal 12 Maret 2020 ( tepat sebelum PJJ diberlakukan), orang tua dan guru bekerja sama mendampingi anak-anak mengamati hewan, membaca informasi, wawancara dengan tour guide, mendokumentasikan perjalanan anak-anak, hingga proses mencatat informasi yang didapat anak-anak.
Banyak
dari orang tua kelas 2 SD yang berperan aktif. Dan sungguh, pengalaman ini
sangat berharga buat bekal kami yang kemudian pembelajaran dialihkan di
rumah karena pandemi covid-19.
Kurang
lebih begitulah pengalaman saya dan tim guru kelas 2 tahun ajaran lalu dalam
bekerja sama dengan orang tua menjadi fasilitator pembelajaran anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar