Beliau memiliki nama lengkap KH. Kholil. Beliau lahir di desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur, pada hari Selasa 11 Jumadil Akhir atau 27 Januari 1820 Masehi. Adapun wafatnya tercatat pada tanggal 29 Ramadan 1343 Hijriyah atau sekitar tahun 1925 Masehi.
Pada tahun 1850 Syaikhona Kholil mengaji
di pesantren Langitan dengan Kiai Muhammad Nur. Selain itu, beliau juga belajar di
Sidogiri yang berjarak 7 km dari Keboncandi. Bahkan beliau juga pernah
bekerja sekaligus belajar di Banyuwangi.
Setelah menikah dan mempunyai anak, Syaikhona Kholil menuntut ilmu ke Mekah yang memang
sudah menjadi cita-cita sejak lama. Selama belajar di Mekah, beliau lebih berguru
dengan kiai yang bermazhab Syafi'i. Setelah melakukan perjalanan mencari ilmu, sepulang
dari Mekah, Syaikhona
Kholil mendirikan pondok
pesantren. Tercatat, santri pertamanya yaitu KH. Hasyim Asy'ari.
Syaikhona
Kholil juga memiliki beberapa karya, diantaranya Kitab Silah
fi Bayanin Nikah, Kitab Terjemah Alfiyah, Shalawat Kiai Kholil
Bangkalan, dan kumpulan wirid Kiai Kholil Bangkalan. Selain itu, beliau juga
berkontribusi mempersiapkan santri-santrinya untuk bisa memiliki kesiapan
menghadapi penjajah melalui pendidikan yang diajarkan di pondok pesantren
miliknya. Syaikhona
Kholil turut serta memperjuangkan melawan penjajah
Belanda.
Baca juga 👉https://bit.ly/BiografiBuyaHamka
[1] Adib, Izul. Dkk. Bunga Rampai Biografi MENELISIK KISAH ULAMA NUSANTARA, (Semarang : SINT Publishing, 2018).
[2] Syafaah, Aah. "Menelusuri Jejak Dan Kiprah Kiai Kholil Al-Bangkalani", Tamaddun, Vol. 5, No. 1 (Januari – Juni 2017).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar